free page hit counter

DALIHAN NA TOLU: Kearifan Lokal Batak Sebagai Benteng Pencegahan Terorisme

Saat ini sesuatu yang  gencar dibicarakan adalah kekerasan yang dilakukan oleh gerakan terorisme di belahan dunia. Termasuk di Indonesia pemahaman radikal bisa saja berkembang dan terjadi di Indonesia jika masyarakat  dan seluruh lapisan warga Negara Indonesia. Terlebih para pemuda Indonesia yang rentan terkena paham radikal apabila tidak bisa mencegah pemahaman seperti itu berkembang. Jadi menanamkan pemahaman dan kesadaran  tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme sangat penting dilakukan sejak dini, agar bisa mencagah penyebaran luasnya.

Di Sumatra utara sendiri untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme bisa dilakukan dengan pendekatan kearifan lokal.  Adanya kearifan lokal sebagai sentra hukum budaya dalam kehidupan warga, antara lain mengandung nilai-nilai kerukunan sesama manusia, tercermin dari petuah- petuah orang tua, nenek moyang kita yang tersosialisasi pada warga masyarakat masing-masing.

Banyak kearifan lokal yang ampuh dalam menangkal terorisme dan radikalisme di Sumatera Utara salah satunya filosofis atau wawasan sosial kultural yang menyangkut masyarakat dan budaya batak yaitu “dalihan na tolu.”  sistem hubungan sosial yang terwujud dalam hubungan kekerabatan yang sangat kental berdasarkan keturunan darah (genealogis) dan perkawinan yang berlaku secara turun-temurun hingga sekarang ini. Berfungsi sebagai pedomanan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah pada tata laku (prilaku) dan perbuatan (sikap atau pola tindak) orang batak toba. Oleh karena itu dalihan na tolu merupakan suatu sistem budaya yang bagi orang batak toba nilai yang dikandungannya dijadikan tatanan hidup dan sekaligus menjadi sumber motivasi berprilaku.

Dalam kehidupan sehari-hari  orang batak toba  sendiri memiliki  tingkat kepatuhan dan ketaatan  dalam hubungan social sebagaimana diatur dalam struktur budaya dalihan na tolu sehingga  dipersepsi sebagai salah satu cara atau metode dalam pencapaian kehidupan. Mereka juga beranggapan budaya ini mempunyai nilai sakralitas dalam membangun hubungan social bagi kehidupan. Selanjutnya dalihan na tolu memiliki budaya musyawarah, dimana perbedaan pendapat sangat dihargai. Karena perbedaan pendapat dalam musyawarah tidak akan mengakibatkan perselisihan karena didasari suatu tujuan untuk mencapai mufakat bersama dan dilandasi nilai-nilai gotong royong.

Nilai budaya  kearifan local dalihan na tolu ini tentu menjadi cara yang efektif  bagi kaula muda khususnya di sumatera utara untuk menjadikan setiap pemahaman selalu terarah dan terkendali dalam balutan pelajaran dan sistem kekerabatan yang kental, dengan kata lain hubungan sosial yang dijalin dan saling menguatkan antara satu dengan yang lain merupakan suatu cara yang efektif untuk menjauhkan pemikiran dan pemahaman untuk bersikap radikal.

Pastinya dengan menanamkan salah satu nilai falsafah dalihan na tolu ini, anak muda sumatera utara memiliki kekuatan dan saling menguatkan satu sama lain untuk sama-sama melawan paham radikalisme. Apalagi pada era globalisas ini anak muda dihadapkan dengan masuknya ajaran-ajaran asing yang membawa pada paham radikalisme, nah dengan adanya dalihan na tolu ini mereka sudah mempunyai proteksi dari dalam diri sendiri untuk bersama menjaga juga menghindari diri dari faham yang mencoba untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa yaitu paham radikalisme dan terorisme.

HORAS.

Tinggalkan Balasan