Kembalinya kita bertumbuh pada raga yang tak dirasa. Tiap-tiap jiwa selalu hilang arah bahkan kehilangan segalanya.
“Berbalik arah saja. Secepatnya aku mengabulkan.” Pintanya pada seorang putri yang sedari tadi meratapi dalam diam.
“Tidak. Tidak semudah itu. Aku masih mengagumi dia. Sudah empat tahun aku menanti hadirnya.” Ucap putri penuh harap
“Bukankah denganku lebih baik?”
“Ku harap begitu. Namun perlu waktu.”
“Untuk apa? Aku akan menemanimu lebih lama. Pintamu akan terpenuhi dengan rasa bahagia.”
“Ahh sudahlah!! Aku muak dengan janji saja.”
“Pernahkah aku berbohong dalam meyakinkanmu, Putri?”
“Besok. Besok akan ku beri jawaban. Bisa jadi aku akan mengulangnya denganmu saja.” Jawab Sang Putri
Sebulan sudah mereka mengikat janji. Bertumbuh dengan pasti. Mengisahkan bahagia dihati. Seorang putri bergaun putih yang kini telah menghadap Illahi.