YANG MENENGADAH DI BAWAH LAMPU MERAH
Oleh : Alda Muhsi.
Seperti aliran sungai
Air mata mengalir tanpa hambatan
kelopak yang ditumbuhi akar alis-alis telah hilang
rapuh dan jatuh satu per satu dihantam angin pasang
bercampur debu-debu
Ada bayangan yang sulit terbuang ketika dijatuhkannya tangis
seperti ibu kehilangan seorang putri ia terpapah mencari tempat berdiri
kau diam memelototi dari sisi waktu yang kering oleh hujatan
jari-jarinya hampa meremas harapan
ia menengadah
lengannya habis dihisap keriput
begitu juga wajahnya legam dibakar surya
di dadanya kita dapat bersandar dan mendengar debar
tentang apa yang ditunggunya
di bawah lampu merah yang bising
lolongan panjang berdesing
Medan, 2016
LUKA DI KEPALAKU
geragas batang pohon lewat ranting-ranting
kini terasa meremas kepalaku
pada puncak ubun-ubun yang lembut
rambut kusut didiami seribu kutu
mereka berlarian menari menerobos kulit kepala
yang penuh borok
luka menyelinap
di sela-sela aliran darahnya
pandangmu masih lurus ke depan
jauh pada tanah kita yang tandus
cobalah melangkah lebih dekat
hampiri aku yang terkulai di ujung gang
di samping hamparan sawah penuh genangan air mata
lihat dan lihatlah tanah-tanah itu
adakah ia serupa kepalaku?