Dewasa ini kerapkali perbedaan warna kulit menjadi satu tolok ukur kita untuk berteman dengan siapapun. keterbentukan saat ini adalah bagaimana kita menciptakan kenyamanan dari perdamaian yang sudah terbentuk sebelumnya. Ada hal sulit dan ada yang tidak. Namun, perbedaan yang kita ketahui adalah penyamaan diri bahwa yang berbeda bukanlah penghalang kita untuk tidak membentuk keutuhan.
Terlebih pada masa kampanye saat ini, sosial media juga ikut andil dalam keberhasilan masing-masing paslon untuk mencari siapa yang paling unggul. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah keresahan. Perbedaan-perbedaan yang kita ketahui baik dari berbeda pandangan maupun berbeda pilihan paslon menjadi satu bentuk keharusan untuk kita juga mengikuti apa-apa yang mereka sampaikan. Pandangan seperti ini, tidak baik jika terus menerus dilakukan. Sebab, perbedaan pandangan maupun pilihan bukan menjadi ajang siapa menghardik siapa melainkan menjadikan kita tetap saling menghargai satu pandangan atau pilihan yang mereka tentukan sendiri.
Di sini, keterbentukan kita terhadap menghargai perbedaan merupakan kunci dari terciptanya pemilu yang aman dan damai. Tidak ada intimidasi atau saling hasut terhadap keputusan siapa memilih siapa.