“Kecerdasan plus karakter itulah tujuan pendidikan yang sebenarnya.” (Martin Luther King Jr)
Kutipan di atas diambil dari ucapan seseorang mengenai perjuangannya melawan kekerasan serta rasisme antara beberapa kaum yang ada disuatu tempat tersebut. Bukan mengenai seberapa mudah ia mengatakannya , tapi seberapa besar tekadnya menyuarakan keadilan di tengah hiruk-pikuk pertikaian dan beberapa sengketa yang ada saat itu, hingga ia mampu memberikan dorongan kepada orang lain untuk berani bertindak membela kebenaran. Lantas hubungannya dengan pendidikan karakter dalam menolak kekerasan di bangku sekolah yaitu, proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan kebiasaan baik dalam diri individu. Tujuannya adalah membentuk kepribadian yang berintegritas, bertanggung jawab, peduli, jujur, dan memiliki etos kerja yang baik. Pendidikan karakter tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan sikap danperilaku positif yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa komponen penting dari pendidikan karakter yaitu nilai moral yang di dalamnya nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan hormat kepada orang lain. Etika digunakan untuk membimbing individu untuk memahami dan menerapkan prinsipprinsip etika dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan baik dalam mendorong perilaku positif seperti disiplin, kerja keras, dan ketekunan, pengembangan emosional membantu individu untuk mengelola emosi mereka dengan baik dan membangun empati terhadap orang lain, keterampilan sosial mengajarkan kemampuan berinteraksi dengan baik dalam lingkungan sosial, termasuk komunikasi efektif dan kerjasama. Pendidikan karakter bisa diterapkan melalui berbagai cara, termasuk kurikulum formal di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, program mentoring, serta melalui contoh dan bimbingan dari orang tua dan guru. Tujuan akhirnya adalah membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana, bermoral, dan siap menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk menolak kekerasan serta pembullyan di sekolah, tempat kerja, dan sekitaran rumah karena beberapa alasan penting yaitu pengembangan empati dan kasih sayang mengajarkan individu untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Dengan empati yang kuat, seseorang lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan kekerasan atau pembullyan karena mereka menyadari penderitaan yang ditimbulkan. Pendidikan karakter membantu individu mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan impuls mereka, ini sangat penting dalam situasi konflik di mana tanpa pengendalian diri, seseorang mungkin beralih ke kekerasan atau pembullyan.
Pembangunan lingkungan positif tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada lingkungan sekitarnya. Dengan lebih banyak individu yang memiliki karakter yang baik, lingkungan sekolah, tempat kerja, dan komunitas menjadi lebih aman dan harmonis. Mengurangi risiko kekerasan berulang dengan menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat, pendidikan karakter dapat membantu mencegah kekerasan dan pembullyan berulang. Individu yang telah dididik dengan baik lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku tersebut di masa depan.
Dukungan dan perlindungan bagi korban, pendidikan karakter juga menciptakan budaya dukungan di mana korban kekerasan dan pembullyan merasa aman untuk melapor dan mendapatkan bantuan. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif jangka panjang dari kekerasan dan pembullyan. Secara keseluruhan, pendidikan karakter adalah fondasi penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman, adil, dan sejahtera di mana kekerasan danpembullyan tidak memiliki tempat.
Kekerasan dan pembullyan memiliki dampak yang sangat serius pada anak-anak di sekolah dan dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka dalam jangka panjang. Beberapa alasan mengapa kekerasan dan pembullyan berdampak besar pada anak-anak yaitu gangguan emosional dan psikologis, kekerasan dan pembullyan dapat menyebabkan berbagai gangguan emosional seperti kecemasan, depresi, rendah diri, dan stres. Anak-anak yang menjadi korban sering merasa takut, terisolasi, dan tidak aman.
Dampak jangka panjang, trauma akibat kekerasan dan pembullyan dapat bertahan lama bahkan setelah kejadian berakhir. Banyak korban mengalami kesulitan mengatasi trauma ini, yang bisa berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Prestasi akademis yang menurun, anak-anak yang mengalami kekerasan atau pembullyan sering kali sulit berkonsentrasi di kelas, merasa enggan untuk pergi ke sekolah, dan menunjukkan penurunan dalam prestasi akademis mereka. Ketidakamanan dan stres bisa mengganggu kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang.
Perasaan tidak berharga dan malu, korban kekerasan dan pembullyan sering kali merasa tidak berharga dan malu dengan diri mereka sendiri. Ini bisa mempengaruhi cara mereka melihat diri mereka sendiri dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Perkembangan fisik, Stres kronis akibat kekerasan dan pembullyan dapat mempengaruhi perkembangan fisik anak-anak, termasuk masalah tidur, sakit kepala, dan masalah pencernaan. Secara keseluruhan, kekerasan dan pembullyan tidak hanya merusak kesehatan mental anak-anak, tetapi juga menghambat perkembangan emosional, sosial, dan akademis mereka. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anakanak, di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang tanpa takut akan kekerasan atau pembullyan.
Karya Tulis : Azian Erdawati