MUDIK PAKAI KENDARAAN DINAS, MALU DONG! Oleh Alda Muhsi
Ramadan sudah memasuki babak akhir. Itu artinya libur lebaran akan segera tiba. Banyak dari kita telah mempersiapkan bekal untuk kembali ke kampung halaman. Mudik, istilah populer yang sering didengar. Mulai dari tiket kereta, bus, kapal laut, hingga pesawat telah dipesan sebagai persiapan awal. Kemudian oleh-oleh tak lupa dibawa untuk sanak keluarga yang setia dan tak sabar menunggu.
Pemandangan mudik lebaran sudah biasa kita lihat setiap tahunnya. Biasanya H-7 lebaran gelombang pertama arus mudik sudah terbuka, dan akan mencapai puncaknya hingga H-1.
Namun, sebagai masyarakat biasa ada yang sedikit mengganggu pandangan, yaitu berseliwerannya mobil-mobil berplat merah atau mobil dinas yang dipakai dalam perjalanan mudik. Tentu saja sebuah tindakan yang tidak pantas dilakukan.
Tidak adil rasanya ketika kita mengantre berimpit-impitan penuh sesak dalam moda transportasi umum, banyak pejabat menggunakan mobil dinas milik negara untuk kepentingan pribadi. Sungguh contoh buruk yang tidak layak dipertahankan. Apakah demikian mentalitas pejabat publik kita?
Pemerintah sendiri bukan tidak merespon hal tersebut. KPK sudah mengimbau agar pejabat publik tidak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, seperti mudik. Imbauan tersebut diterbitkan melalui surat edaran yang dikirimkan kepada setiap pemerintahan provinsi, Nomor 365/3814/SJ Tentang Pencegahan Gratifikasi terkait Hari Raya Keagamaan tertanggal 14 Mei 2019. Dalam surat edaran itu, selain melarang penggunaan alat-alat negara untuk kepentingan pribadi, KPK juga melarang pejabat menerima gratifikasi jelang lebaran
Pemerintah Provinsi Sumatra Utara juga mengindahkan surat edaran tersebut dengan menegaskan larangan pemakaian kendaraan dinas untuk mudik.
Sekarang kita tinggal menyaksikan saja bagaimana perilaku pejabat publik kita, apakah di tengah gempuran pelarangan tersebut dapat mencegah niatan mereka menggunakan kendaraan dinas untuk mudik? Kalau tidak juga ya kembali kita hanya menggeleng-geleng kepala dan tersenyum tipis.
Patut kita nantikan. Yah, tapi memang sudah kebiasaan kita tidak bisa menempatkan segala sesuatu sesuai porsi dan posisinya.
Kendaraan dinas dipakai buat mudik, apa kata dunia? Malu dong!