DUTA DAMAI SUMUT – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. sambangi Syekh Ali Jaber di kediamannya pada Senin (21/9). Silaturahmi tersebut dilakukan sebagai bentuk perhatian BNPT kepada Syekh Ali Jaber yang menjadi korban penusukan orang tidak dikenal.
Penusukan Syekh Ali Jaber terjadi pada Minggu (13/9) di Masjid Falahuddin, Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Kota Bandarlampung saat Syekh Ali Jaber mengisi acara wisuda hafalan Al Quran. Akibat penusukan tersebut Syekh Ali Jaber mengalami luka di tangan kanannya sedalam 4 sentimeter.
Kepala BNPT dalam kunjungannya menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang dialami Syekh Ali Jaber. Ia sebagai perwakilan negara meyakinkan penanganan yang dilakukan akan berjalan dengan maksimal dan objektif agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Selain itu, ia juga menyampaikan perlu adanya peningkatan keamanan terhadap kegiatan-kegiatan yang melibatkan ulama.
“Dalam hal ini pertama ikut prihatin terhadap hal yang ada, dan tentu dari unsur negara, terutama dari unsur aparat penegak hukum kita yakinkan dalam penanganan yang dilakukan berjalan dengan maksimal, secara objektif dengan fakta yang ada dan tentunya juga kita harapkan proses hukum dari peristiwa yang terjadi ini bisa memberikan pelajaran kepada kita semuanya, kepada umat. Dan tentunya kita juga perlu meningkatkan pengamanan kegiatan-kegiatan yang dihadiri oleh ulama. Dan tentunya berharap di kemudian hari peristiwa ini tidak terjadi lagi,” ujar Komjen Pol. Boy Rafli Amar.
Beliau juga bersimpati dengan sikap yang ditunjukkan Syekh Ali Jaber karena turut menenangkan amarah masyarakat yang membuncah. Ia mengatakan sikap Syekh Ali Jaber merupakan contoh akhlak yang baik yang semestinya dimiliki dan dicontoh setiap orang.
“Dan kami sangat bersimpati terhadap apa yang Syekh Ali sampaikan di dalam menyikapi peristiwa yang terjadi, beliau justru berupaya menenangkan masyarakat agar masyarakat tidak main hakim sendiri. Karena ini sesuatu contoh yang baik, akhlak mulia yang baik, tentu semua pihak harus mencontoh cara-cara menyikapi kondisi yang ada, tapi tentu dengan proses hukum yang adalah, kita harapkan dapat memberikan rasa keadlian bagi Syekh Ali sendiri dan tentunya bagi masyarakat, yang tentunya masyarakat kita tidak senang ada ulama yang diperlakukan seperti itu. Jadi demikian juga semoga Syekh Ali tetap sehat kembali dan selalu bisa beraktivitas kembali dengan normal,” pungkasnya.
Sementara itu Syekh Ali Jaber sangat mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh Kepala BNPT, sosok yang dianggapnya sudah seperti saudara sendiri. Beliau menyampaikan beginilah bentuk sinergi yang mesti dibangun dalam bernegara, hubungan dan dukungan antara pemerintah, umara, dan ulama yang terjalin baik.
“Saya bangga sekali, beliau sebenarnya bukan hanya sebagai Kepala BNPT, tapi sebagai abang sendiri, bisa dibilang seperti saudara. Hubungan kami yang terbina cukup lama, mungkin tidak sering pertemuan tapi sering alhamdulillah berkomunikasi untuk kebaikan umat. Dan dalam kasus ini alhamdulillah dapat perhatian dan kunjungan khusus dari beliau saya mengucapkan dan hanturkan ribuan terima kasih, jazakullahu khairan. Dan itu yang saya harap terwujud, sinergi antara aparat keamanan di negeri kita ini, pemerintah sama umara dan ulama. Dan apa pun yang terjadi tidak boleh kita saling menyalahkan, mencari celah, mencari siapa yang kurang, semua kita punya kekurangan, tidak ada yang sempurna, tapi kalau kita bersatu akan terwujud kesempurnaan, di antaranya terwujud keadilan. Jangan kita tuntut keadilan, kita aja perilaku kita belum adil. Makanya sebelum, saya belajar dari guru saya sebelum kita meminta sesuatu kebaikan kita harus terapkan kebaikan, wujudkanlah kebaikan itu, di antaranya adil. Dan adil adalah tanda kemuliaan akhlak,” ungkapnya.
Selain itu Syekh Ali Jaber juga berpesan agar seluruh masyarakat tetap tenang dan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang.
“Dan pesan saya kepada umat, tetap tenang, masih didalami kasus ini dan insya Allah dituntaskan secepat mungkin. Apa pun kesimpulannya saya terima dengan lapang dada karena ini semuanya qadarullah dan ujian dari Allah Swt. Terus yang saya harap dari umat semua, termasuk ulama yang menjadi contoh baik membawa nama islam, tirulah Nabi Muhammad Saw. Kita ingin, karena teruji akhlak seseorang bukan di saat dia senang dan santai, tapi teruji akhlak seseorang ketika dihina, ketika dicaci, ketika ditindas, ketika dizalimi, ketika pun di dalam kondisi betul-betul seperti diserang, ditusuk, di berbagai macam persoalan, di saat ada tekanan ujian baru akan terbukti akhlak seseorang,” tutupnya. (ALD)