DUTA DAMAI SUMUT (10/9) Maraknya peredaran narkoba yang semakin meresahkan masyarakat mendorong pemerintah kota Medan menggelar penyuluhan bahaya narkoba bagi pemuda pada Senin (9/9) di Hotel Grand Antares Medan.
Penyuluhan yang berlangsung mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB ini bertajuk Milenial Sehat Tanpa Narkoba Menuju Indonesia Emas. Ratusan peserta yang hadir merupakan perwakilan dari masing-masing kelurahan yang ada di kota Medan.
Narasumber yang memberikan materi dalam penyuluhan ini berasal dari berbagai latar belakang, antara lain: Rudi Hartono, Kasat Binmas Polrestabes Medan; Suheri Situmorang, Penyuluh Narkoba BNN Provinsi Sumatra Utara; M. Lukman Hakim Hsb., S.Ag., M.A., KA. KUA Kecamatan Medan Helvetia; Drs. Samsul Bahri, M.Si., Sekretaris Forum Akademis Pemerhati Narkoba Provinsi Sumatra Utara; dan Dr. Syahlis Irwandi, M.Kes., Dosen Fakultas Kedokteran UISU.
Dalam pemaparannya Rudi Hartono mengatakan bahwa Indonesia merupakan tempat yang menggiurkan bagi para bandar narkoba. Oleh karena itu beliau berharap kepada masyarakat agar segera menyadari bahaya dampak dan pengaruh mengkonsumsi narkoba.
“Indonesia merupakan tempat yang menggiurkan bagi para bandar narkoba karena banyaknya permintaan dari masyarakat terhadap narkoba itu sendiri. Oleh karena itu adanya kegiatan ini diharapkan mampu untuk menyadarkan masyarakat agar tidak mau lagi memakai narkoba, sehingga bandar kehilangan pasar,” paparnya.
Sejalan dengan Rudi Hartono, Suheri Situmorang dari BNN juga berharap penyuluhan ini bisa tepat sasaran untuk membentengi diri para pemuda agar kebal terhadap gangguan narkoba.
“Kita berharap penyuluhan ini dijadikan sebagai imun, bekal pemahaman, dan kekebalan terhadap gangguan narkoba,” katanya.
Sementara itu M. Lukman Hakim Hsb., S.Ag., M.A. menyampaikan salah satu jalan yang bisa dilakukan untuk menangkal diri dari gangguan narkoba adalah dengan cara meningkatkan hubungan dengan Tuhan.
“Narkoba bermula dari masalah mental. Semua orang hidup ingin bahagia. Apa jalan kebahagiaan itu? Bukan dengan pelarian ke narkoba. Solusi apa pun dari segala masalah dalam hidup ini kembalilah ke agama. Tingkatkan nilai-nilai spiritualitas,” jelasnya.
Berbeda dengan ketiga narasumber lainnya, Drs. Samsul Bahri, M.Si. justru menyoroti pencegahan narkoba dari segi pendidikan. Pemilihan sekolah yang tepat dijadikan sebagai langkah bijak untuk menghindarkan anak dari bahaya ancaman narkoba.
“Pendidikan harus menjadi strengh yang paling penting. Oleh karena itu pilihlah sekolah yang tepat. Sekolah yang memiliki tujuan yang jelas, punya basis pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang baik, sekolah yang bisa membuat siswa produktif, dan menyenangkan tanpa merasa tertekan. Sekolah yang membuat stres para siswanya sudah menjadi salah satu bagian yang membuat siswa mencari pelarian mengarah ke sesuatu yang negatif,” terangnya.
Di sesi penutup Dr. Syahlis Irwandi, M.Kes. kembali mengingatkan seluruh peserta tentang bahaya narkoba bagi kesehatan. Beliau menyebutkan dampak yang paling parah dari pemaiakan narkoba adalah kematian (overdosis).
“Narkotika mempengaruhi saraf, jasmani atau badan. Psikotropika mempengaruhi mental dan perilaku. Bahan adiktif membuat ketergantungan. Dampak dari pemakaian narkoba itu rusaknya organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan lain sebagainya. Kemudian terkena HIV/AIDS, dan yang paling parah overdosis yang berujung pada kematian,” pungkasnya. (AM)