Medan (7/4) Duta Damai Sumut gelar #Bicaradamai dengan tema Milenial Peduli Pemilu. Bertempat di kantor sekretariat jalan Jenderal Gatot Subroto No. 361 B Medan (Gedung Belakang Kesbangpol Provsu) dengan menghadirkan narasumber seorang penulis muda berbakat Ahmad Affandi.
Bicaradamai mendiskusikan mengenai peran pemuda dalam pentas politik, peran politik bagi pemuda, dan bagaimana eksistensi media sosial jelang pemilu 2019.
Dalam pemaparannya ia menilai bahwa milenial wajib peduli dan berperan serta dalam pentas politik. Dikatakannya karena pemuda memiliki pemikiran-pemikiran luas yang bisa membangun negeri untuk lebih baik ke depannya.
“Peran pemuda atau kaum milenial saat ini pada kontestasi politik terlihat di berbagai media, baik media sosial maupun pada realitas kehidupan. Mereka (pemuda) cukup aktif memberikan pandangan politiknya kepada berbagai rekan dan kerabat lainnya. Sehingga terjadi diskursus politik yang beragam. Pengaruh ini sangat baik untuk mencegah sikap apatisme di tengah pentas politik tahun ini,” katanya.
Ketika disinggung soal eksistensi media sosial yang menjadi alat kampanye partai politik, beliau menyepakati dan menganggap itu sah-sah saja.
“Peran pemuda dalam pentas politik saat ini sudah terlihat dari ajakan mereka kepada teman, kerabat, dan saudara yang dilakukan melalui media sosial. Artinya pemuda sudah sadar bahwa perannya dalam pentas politik itu sangat penting.”
Affandi juga menilai berita-berita dan informasi yang tersebar marak di media sosial merupakan bunga-bunga dari demokrasi yang kita anut. Ia menganggap tidak ada yang salah ketika seseorang mengeluarkan pendapatnya, yang salah adalah ketika ada campur tangan pihak lain yang memperkeruh keadaan.
“Ya, saya menilai situasi di media sosial mengenai kontestasi politik akhir-akhir ini cukup beragam. Saling memberikan kontribusi aktif mengenai kriteria calon pemimpin. Ada pula beberapa yang memberikan pandangan bagaimana cara menilai dari program kerja kebanyakan kontestan politik. Tentu ini baik. Karena memang media sosial adalah wadah aspirasi, ruang untuk menyatakan pendapat. Yang salah ketika ada sebuah postingan mengapa harus memilih yang bersangkutan akan dibenturkan dengan persoalan yang menghasut, mengadu domba dan sebagainya. Jika menyinggung satu dengan yang lain yang berkaitan dengan program kerja saya rasa sah-sah saja sebab di situlah letak kebebasan dalam berpendapat hanya saja tetap dalam koridor yang tidak terlewat batas,” tambahnya.
Terakhir ia mengajak teman-teman milenial untuk menggunakan hak suaranya pada 17 April mendatang.
“Terakhir saya katakan haram hukumnya golput, oleh karena itu saya mengajak teman-teman sekalian untuk datang ke TPS dan gunakan hak suaranya. Dengan begitu artinya kita turut berpartisipasi menyukseskan pesta demokrasi ini,” tutupnya. (AM)