Perempuan memainkan peran sentral dalam pembangunan anak di Indonesia, baik di tingkat
keluarga maupun masyarakat luas. Sebagai ibu, pendidik, dan agen perubahan sosial,
perempuan tidak hanya membentuk masa depan anak-anak mereka tetapi juga mempengaruhi
pembangunan generasi mendatang secara lebih luas. Meskipun banyak keberhasilan yang telah
dicapai, terdapat berbagai hambatan yang masih perlu diatasi untuk memaksimalkan potensi
peran perempuan dalam pembangunan anak.
Kesuksesan Perempuan dalam Pembangunan Anak
1. Pendidikan dan Pembangunan Karakter
Banyak perempuan di Indonesia telah berperan sebagai pendorong utama dalam
pendidikan anak-anak mereka. Dengan semakin banyaknya perempuan yang memiliki
akses ke pendidikan tinggi dan pelatihan, mereka mampu memberikan panduan dan
inspirasi bagi anak-anak mereka untuk mengejar pendidikan yang lebih baik. Programprogram pendidikan seperti Pendidikan Keluarga dan Sekolah Ibu telah membantu
perempuan untuk mengembangkan keterampilan parenting yang efektif dan
mendukung pendidikan anak di rumah.
2. Kepemimpinan dalam Komunitas
Perempuan juga menunjukkan kepemimpinan yang signifikan dalam berbagai program
komunitas yang berfokus pada kesejahteraan anak-anak. Banyak perempuan terlibat
dalam organisasi non-pemerintah, kelompok masyarakat, dan program pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan akses ke pendidikan, kesehatan, dan perlindungan
anak. Contoh nyata adalah keterlibatan perempuan dalam program Keluarga Harapan
dan Gerakan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) yang mendukung
pengembangan anak melalui berbagai kegiatan berbasis komunitas.
3. Inovasi dalam Pendidikan Anak
Inisiatif inovatif yang dipelopori oleh perempuan, seperti pendirian sekolah informal
dan program pembelajaran berbasis komunitas, telah memperluas akses pendidikan
untuk anak-anak di daerah-daerah terpencil dan kurang terlayani. Misalnya, banyak
perempuan yang memulai sekolah alternatif atau tempat bimbingan belajar untuk anakanak yang membutuhkan bantuan tambahan di luar jam sekolah formal.
Hambatan yang Dihadapi Perempuan dalam Pembangunan Anak
1. Keterbatasan Akses dan Kesempatan
Meskipun telah terjadi kemajuan, banyak perempuan di daerah-daerah terpencil atau
kurang berkembang masih menghadapi keterbatasan dalam hal akses pendidikan dan
pelatihan. Hal ini menghambat kemampuan mereka untuk memberikan dukungan yang
optimal bagi perkembangan anak-anak mereka. Keterbatasan akses ke sumber daya,
informasi, dan teknologi juga menjadi kendala yang signifikan.
2. Keseimbangan Kerja dan Keluarga
Perempuan sering kali menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan peran mereka
sebagai ibu dan pekerja. Tekanan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan sambil tetap
memenuhi tanggung jawab keluarga dapat mengurangi waktu dan energi yang dapat
mereka berikan untuk pengembangan anak. Ketiadaan dukungan sosial dan kebijakan
kerja yang ramah keluarga semakin memperburuk situasi ini.
3. Kekerasan dan Diskriminasi
Perempuan yang menghadapi kekerasan dalam rumah tangga atau diskriminasi gender
sering kali menghadapi kesulitan dalam memenuhi peran mereka secara efektif dalam
pembangunan anak. Kekerasan dan diskriminasi tidak hanya mempengaruhi
kesejahteraan emosional perempuan tetapi juga berdampak negatif pada perkembangan
anak-anak yang mereka besarkan.
4. Keterbatasan Dukungan Pemerintah dan Kebijakan
Walaupun ada berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, implementasi dan cakupannya masih perlu
diperbaiki. Banyak program yang belum sepenuhnya mencakup kebutuhan perempuan
di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang.
Langkah Menuju Perubahan
Untuk mengatasi hambatan ini dan memperkuat peran perempuan dalam pembangunan anak,
beberapa langkah dapat diambil:
1. Peningkatan Akses Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan akses perempuan ke
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas akan membantu mereka dalam peran mereka
sebagai pendidik dan pembimbing anak. Program-program yang mendukung
pendidikan dan pengembangan keterampilan bagi perempuan di daerah-daerah
terpencil harus diperluas.
2. Kebijakan Kerja yang Ramah Keluarga: Mengembangkan kebijakan yang
mendukung keseimbangan kerja dan keluarga, seperti cuti melahirkan yang lebih
panjang dan fleksibilitas kerja, dapat membantu perempuan dalam memenuhi tanggung
jawab keluarga dan pekerjaan mereka.
3. Penguatan Perlindungan dan Dukungan: Meningkatkan perlindungan terhadap
perempuan yang menghadapi kekerasan dan diskriminasi, serta menyediakan dukungan
yang memadai untuk mereka, akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih
sehat bagi pengembangan anak.
4. Kolaborasi antara Pemerintah dan Masyarakat: Memperkuat kolaborasi antara
pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat dalam merancang dan
melaksanakan program-program yang mendukung perempuan dan anak-anak.
Dukungan dari berbagai pihak akan membantu menciptakan perubahan yang lebih
signifikan dan berkelanjutan.
Peran perempuan dalam pembangunan anak di Indonesia sangat vital dan mencakup berbagai
aspek mulai dari pendidikan hingga kepemimpinan komunitas. Meskipun banyak kesuksesan
yang telah dicapai, tantangan-tantangan signifikan masih perlu diatasi untuk memastikan bahwa perempuan dapat menjalankan peran mereka secara optimal. Dengan komitmen dan
upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan dalam
membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, serta mewujudkan potensi
penuh dari generasi mendatang.
Oleh : Dewi Sartika