Judul Buku : Psikologi Suryomentaraman, Pedoman Hidup Bahagia ala Jawa
Penulis : Afthonul Afif
Cetakan : Maret 2020
Penerbit : IRCiIlmu
Halaman : 238 hlm; 14 x 20 cm
ISBN : 978-623-7378-30-3
Peresensi : M. Rio Fani
“Kawruh nyata, wagetipun tiyang saged kraos piyambak, saged ngertos piyambak, saged peruh piyambak. Mila, kawruh nyata, boten kenging dipun gega, utawi dipun palben mawon. Nanging cekap namung dipun ngertosi,” hlm. 40
Kutipan di atas adalah bahasa jawa yang bermakna; ‘Ilmu nyata dapat dirasakan sendiri, dan dimengerti sendiri. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal atau dipercaya begitu saja, tetapi cukup dimengerti saja’. Hal itu disampaikan oleh; katakan saja filsuf Indonesia yang bernama Ki Ageng Suryomentaram (1892-1965). Napak tilas sosok beliau merupakan seorang pemikir Jawa yang hidup di awal abad dengan pemikiran rasional modern.
Dalam buku Psikologi Suryomentaraman, Afthonul Afif menjelaskan bahwa sosok beliau mengajarkan berbagai pemikiran yang dihasilkan melalui rekaman usaha dari jebakan ‘pengetahuan mistis’. Seperti yang kita ketahui bersama, pada zaman abab 20, adat Jawa dikenal dengan berbagai pengetahuan mistik yang masih tertinggal hingga sekarang.
Di zaman tersebut, Suryomentaram yang dulunya seorang pangeran keturunan HB VIII, hidup dalam lingkungan Keraton Yogyakarta justru merasa gelisah dan tak senang mendapatkan kehormatan atas gelar bangsawannya. Ia dirundung oleh ketidakpuasan karena merasa tidak ‘bertemu dengan orang’ yang memiliki pemikiran modern di masanya. Dalam buku ini, Suryomentaram mengenalkan pemikiran yang dinamai ‘Kawruh Jiwa’ (Ilmu Jiwa) dan ‘Kawruh Begja’ (Ilmu Bahagia).
Suryomentaram yang dulunya dikira aneh dengan pemikiran ‘terdepan’-nya justru merasa diasingkan. Padahal, pemikirannya saat ini diakui banyak pihak yang tentunya menciptakan pola pikir rasionalisme terhadap hal-hal apapun. Dalam pemikiran Ilmu Jiwa tersebut, ia menekankan aspek rasional, pengetahuan rasional, hingga cara memecahkan masalah secara rasional.
Buku yang memiliki 238 halaman ini juga menjelaskan beberapa cara terkait menjadi orang tua dan mendidik anak dengan mengetahui hal-hal terkait psikologi anak. Mulai mendidik anak untuk mencapai taraf hidup bahagia. Mulai dari, menciptakan kerukunan dan ketentraman, melatih kecakapan dalam mencari nafkah, dan giat bekerja. (Afthonul Afif: 2020)
Tujuan dari pandangan filsuf Jawa itu adalah untuk menghilangkan rasa suka berselisih dan bertengkar dengan orang lain, atau pun ‘legowo’ (berlapang dada). Maka jelas dari yang disampaikannya sebagai pemikir di zaman penjajahan, pendidikan adalah kunci utama menemukan sikap rasional.
Dan sikap rasional ini membawa diri untuk menjadi pribadi yang positif, memanajemen perasaannya lewat karya-karya, sehingga etika dan adab dijadikan landasan untuk berkomunikasi kepada setiap orang. Untuk itu, mari belajar, mawas diri dari keterasingan media sosial, membaca buku, dan mulailah menulis.