3 Kesalahan Peserta Seminar
Oleh: Isma Hidayati
Sejak menginjakkan kaki di perkuliahan, ternyata ada banyak mahasiswa yang saya soroti sangat mengejar target untuk memiliki banyak sertifikat. Pastinya akan tak sabar jika sudah ada pengumuman seminar nasional. Pastilah, sebab persyaratan perkuliahan salah satunya adalah mengumpulkan banyak sertifikat.
Lucunya, mereka mengikuti dengan membayar mahal, tapi jika ditanya terkait apa. Jawabannya sangat bernilai 0. Sebab ada banyak yang melakukan kesalahan. Bisa jadi, saya pernah melakukannya. Maka dengan mudah, saya menyebutnya ialah sebagai kesalahan.
Saya harap kamu, yang mengagum-kagumkan seminar yang kamu ikuti, atau sertifikatmu yang bertuliskan seminar nasional, membaca ini sampai akhir. Akan terpaparkan kesalahan yang harusnya tak dilakukan peserta seminar.
1. Salah Niat
Jangan bertahan pada teman yang ketika mengajak seminar jaminannya “Yang penting dapat sertifikat”. Tapi, coba ikuti teman yang berkata, “Tema nya keren, loh! Pematerinya juga si fulan yang sering dapat beasiswa itu.” Seperti itu hal kecilnya jika menemui teman yang sibuk mengajak mengikuti seminar.Seperti kuliah, alasannya tentu ingin belajar. Bawa itu dalam seminar, untuk apa mengikuti seminar? Haruslah ingin belajar. Jangan menyombongkan diri yang mengikuti seminar hanya untuk sertifikat. Sedang diri sangat miskin akan ilmu. Kalau masih juga tetap mengejar sertifikat, buat desain sendiri, buat kegiatan sendiri, cetak sendiri, kamu hanya perlu membayar Rp. 2.000,- untuk satu sertifikat. Tak perlu mahal bayar Rp. 50.000,- kalau tujuan kamu hanya agar mendapatkan sertifikat. Maka, luruskan lagi niatnya. Jangan sampai menyesal.
2. Duduk di Belakang
Sudah datang tepat waktu, dan sudah berpakaian rapi. Tapi, malah mengejar dan megincar bangku belakang. Padahal bangku depan masih tersedia banyak yang kosong. Benar-benar nilai estetika kamu sangat rendah. Tidak dapat mengisi kekosongan dan malah beralih ke belakang. Kecuali, kalau di depan sudah penuh, dan sangat tidak layak jika kamu harus sempit-sempitan di depan.Bandingkan dengan peserta seminar yang duduk depan dengan belakang. Akuilah, bahwa posisi depan akan lebih kondusif dan sangat memahami materi. Slide materi jelas, bisa interaktif dengan pemateri, dan tidak ada gangguan lain, selain hanya melihat peserta di depan hanya fokus semua. Jika duduk di belakang, hasrat untuk malas mengikuti seminar akan semakin besar. Suara yang tidak terlalu jelas membuat kita menganggapnya seperti alunan musik untuk tidur, slide yang tidak kelihatan membuat kita jadi berimajinasi hal-hal lain. Sangat merugikan. Sekali lagi, berebut duduk di posisi belakang adalah kesalahan besar.
3. Sibuk Pencitraan
Memang sedikit susah mengubahnya, perlu seni membiasakan diri untuk beralih ke mahasiswa yang tidak panjat sosial lagi. Ini juga kesalahan besar jika peserta seminar sibuk ambil foto sana-sini tanpa kepentingan apapun selain upload foto di story whatsapp dengan caption “Dapat kue kotak di seminar nasional ciee”. Jangan lakukan hal itu, kamu sedang seminar, bukan sedang jadi agen seminar orang lain.
Tiga poin tersebut dapat dihindari mulai sekarang. Jangan sampai kita menjadi mahasiswa yang merugi. Kalau merasa bosan dan mengantuk di saat seminar berlangsung itu wajar, tapi jangan selalu melakukan itu. Seminar akan lebih baik diikuti dengan serius. Keseriusan itu akan membawa kita pada diskusi sehat kepada teman lain atas apa yang disampaikan saat seminar. Maka dari itu, seminarlah dengan pintar. Jangan melakukan kesalahan lagi.