Sepulang sekolah, Budi bermain di sebuah lorong. Tanpa cahaya bahkan tanpa ada manusia lainnya. Budi dan Ani semakin penasaran. Sebab kedua teman mereka bercerita, kalau ada satu tempat spesial yang wajib mereka kunjungi. Hanya dengan bantuan cahaya di ponsel mereka, Budi menemukan pintu rahasia. Budi dan Ani menemukan sebuah wasiat.
“Budiiiii…. Sini deh. Ini apaan? Aku gak tau ini apa. Caklah ko liatkan dulu isinya.” Ucap Ani sambil menyerahkan secarik kertas
“Apa itu? Sini biar kubuka.” Budi menerima kertas tersebut dan membukanya dengan rasa penasaran
Wasiat apa ini? Siapa yang tinggal di sini?
Dengan rasa kaget mereka tetap melanjutkan perjalanan sesuai dengan arah wasiat tadi.
Sesampainya di tempat peristirahatan, Budi dan Ani saling membaca, petunjuk mana yang harus diikuti. Seminggu sebelumnya mereka adalah dua insan yang menghardik Tuhan karena kematian harus dihadirkan tiba-tiba.
Sejak kejadian kemarin, Budi merasakan hari itu jadi hari paling bahagia bersama Ani. Mereka beruntung masih diberi kesempatan hidup. Banyak petuah baik yang akan dijadikan pedoman.
Bukan persoal pulang tapi persoal mengikhlaskan kepulangan.